PURBALINGGA- Aktivitas Gubung Slamet Rabu (12/3) kemarin, tetap
menunjukan peningkatan. Sekitar pukul 06.54 terjadi satu kali letusan
kecil dan mengeluarkan abu warna hitam pekat dengan ketinggian sekitar
1.000 meter.
Kejadian itu terekam melalui posko pemantau Gunung Slamet di Desa
Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Petugas Pemantau
Gambuhan, Sukedi menjelaskan, abu hitam pekat itu langsung terbawa
angin. “Kalau dari pemantauan visual kami di Gambuhan, arahnya ke
wilayah Tegal dan Brebes. Namun sampai saat ini dinilai aman dan tidak
membahayakan masyarakat,” jelasnya, Rabu (12/3).
Namun hingga siang, pemantauan visual terhalang kabut dan tidak bisa
terlihat lagi. Sukedi mengatakan jika hembusan masih terus berlangsung
hingga siang dan pihaknya masih berupaya memantaunya. “Peralatan di
seismograf masih terpasang dan masih terus terjadi gempa hembusan. Namun
frekuensinya sampai berapa kali masih kita pantau,” tambahnya.
Angin kencang juga terjadi di puncak gunung sesuai data peralatan yang
terpasang dan pemantauan visual. Kebanyakan mengarah ke Barat dan sangat
mungkin ke arah lain tergantung arah angin.
Sementara itu saat dikonfirmasi adanya letusan yang sama pada Rabu
dinihari, Sukedi tidak bisa mengiyakan. Kemungkinan ada namun tidak
terpantau dari Gambuhan. Misalnya bisa terlihat dari arah Purbalingga,
Banyumas namun tidak bisa terpantau dari Gambuhan.
Ia juga enggan memberikan prediksi kondisi yang akan terjadi selanjutnya
jika gempa terus berlangsung. “Sesuai pemantauan dan pengamatan saja,
saya tidak berani memprediksi. Kita siap memantau terus
perkembangannya,” jelasnya.
Ketua tim pengamat Gunung Slamet di Pos Pengamatan di Gambuhan, Sudrajat
menjelaskan kalau letusan abu tebal warna hitam itu terlontar dengan
ketinggian berkisar 800 hingga 1.000 meter. Letusan itu masih tergolong
letusan kecil. “Dari lontaran abu dan angin yang berembus, diprediksi
lontaran abu vulkanis mengarah ke barat yang mencakup wilayah Kabupaten
Tegal dan Brebes” katanya.
Sudrajat menambahkan, sejak dinyatakan menjadi level waspada, Senin
(10/3) pukul 21.00 lalu, baru kali ini Gunung Api Slamet mengeluarkan
letusan abu yang terpantau dari pos pengamatan. “Sebelumnya enam kali
letusan asap, baru kali ini mengeluarkan letusan abu,” katanya.
Sementara itu data dari Tim SAR Purbalingga, situasi lingkungan posko
pendakian Bambangan tidak ada kecemasan warga. Hanya saja gerbang
pendakian tertutup kabut hingga sore kemarin. “Aktifitas warga seperti
biasa dan tidak gempar. Letusan itu hanya terlihat dari posko pemantau
Gambuhan dan tidak terlihat dari Bambangan,” kata Komandan Search Rescue
Unit (SRU) Tim SAR Purbalingga, Rabu (12/3).
Ia juga mengatakan semua pendaki yang kemarin dievakuasi sudah sampai
dan selamat sampai di bawah. Bahkan sudah semua diantar ke stasiun
kereta Purwokerto hingga siang kemarin. “Aktifitas masih sebatas
pemantauan dan prinsip kami utamakan jiwa dan beruntung semua pendaki
yang diminta turun bisa kembali dengan selamat,” jelasnya.
Seperti diberitakan, paska status ditetapkan status waspada, dalam
sehari Selasa (11/3) kemarin, gunung Slamet diguncang gempa sampai 124
kali. Gempa hembusan itu tidak membuat warga panik dan posko pemantau
Gambuhan juga terus melakukan pemantauan 24 jam.
Sekda Purbalingga, Imam Subiyakto, usai menghubungi Pos pengawas Gunung
Slamet mengatakan belum ada perubahan status Gunung Slamet. “Statusnya
masih waspada belum naik, seperti yang muncul di pemberitaan media
sosial. Meski demikian, warga di sekitar Gunung Slamet harus tetap
waspada. Warga juga dilarang mendekati gunung dalam jarak dua kilometer
dari puncak gunung. Karena sewaktu-waktu peningkatan status bisa saja
terjadi,” ujar Imam kepada Radarmas ditemui saat persiapan meninjau Pos
Pendakian Bambangan, di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja.
(Sumber : http://www.radarbanyumas.co.id/slamet-semburkan-abu-hitam-pekat/)